Banjir Bandang dan Longsor Terjang Agam: Ratusan Warga Hilang, Akses Sumbar Lumpuh Total

Minggu 30-11-2025,20:56 WIB
Reporter : Ari Nurcahyo
Editor : Ari Nurcahyo

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Era Sukma Munaf menyampaikan, perkembangan data korban dan kondisi kerusakan yang terus bergerak.

Hingga Sabtu malam, jumlah korban meninggal dunia di Sumatera Barat mencapai 98 orang, sementara 93 orang lainnya masih hilang dan 17 warga mengalami luka-luka. Jumlah pengungsi telah mencapai 79.410 orang.

Era memaparkan bahwa total warga terdampak mencapai 79.536 orang. Adapun kerusakan rumah warga meliputi 1.010 unit rusak ringan, 556 unit rusak sedang, serta 232 unit rusak berat.

Kerusakan fasilitas publik juga cukup masif, mencakup 11 musala, empat fasilitas kesehatan, serta sejumlah ruas jalan, jembatan, dan area persawahan.

Ia menekankan bahwa angka tersebut sewaktu-waktu dapat berubah karena proses pendataan dan pencarian di lapangan masih berlangsung.

“Semua data ini masih bergerak, karena masih ada pencarian dan pendataan di lapangan,” katanya.

Rincinya, 72 korban meninggal berasal dari Palembayan, 10 dari Kota Padang, serta tambahan korban dari Tanah Datar yang menurut Era belum terinput dalam data resmi.

Sebanyak 16 daerah di Sumbar diketahui terdampak bencana, dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Sementara Mentawai hanya terdampak banjir di Siberut tanpa menimbulkan korban jiwa.

Menurut Era, beberapa titik masih terisolasi, termasuk dua lokasi di Palembayan yang belum dapat dijangkau tim akibat jalan terputus dan banyaknya titik longsor.

Selain itu, wilayah Malalak di Kabupaten Agam juga “terkepung” karena jalur Padang Lua dan Sicincin mengalami kerusakan berat.

Di Sicincin, jembatan pada kawasan Koto Mambang terputus dan masih dalam tahap pengerjaan oleh Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Sumbar.

Era mengungkapkan bahwa empat alat berat telah dikerahkan pada Sabtu pagi, dengan prioritas utama membuka akses dan melakukan pencarian korban.

Bantuan alat berat tambahan dari berbagai pihak juga telah masuk. Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V) membantu pengerjaan di Lubuk Minturun untuk percepatan normalisasi dan akses.

Ia menyebutkan bahwa cuaca menjadi kendala utama. “Kami baru bisa bekerja pada Sabtu (29/11/2025) karena cuacanya cukup cerah. Kalau kemarin masih hujan deras, sehingga mengganggu alat kita bekerja,” ujarnya.

Jika tak ada aral melintang, pada Minggu (30/11/2025), lanjut Era, lokasi terdampak di Lubuk Minturun dijadwalkan dikunjungi oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, khususnya untuk memantau kondisi pengungsi.

Soal distribusi bantuan di Palembayan, Era menegaskan bahwa hambatan terbesar adalah akses jalan. Banyaknya titik longsor dan jembatan yang putus membuat logistik sulit didorong masuk.

Kategori :