SUMBAR,DISWAY.ID - Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi Partai Demokrat, Saeful Bachri, mengungkapkan pandangannya terkait program Koperasi Merah Putih yang sedang digulirkan.
Dalam kesempatan ini, ia menyuarakan optimismenya terhadap potensi program tersebut dalam menggerakkan ekonomi masyarakat, sembari menyoroti tantangan yang ada, termasuk lambatnya pencairan APBD.
Saeful Bachri menjelaskan bahwa ia baru saja mengikuti sosialisasi Koperasi Merah Putih, yang disebutnya memiliki anggaran triliunan rupiah.
Namun, ia meluruskan persepsi bahwa dana tersebut bukanlah hibah, melainkan dana bergulir berupa pinjaman lunak dari Bank Himbara.
"Menarik ya untuk Koperasi Merah Putih ini kan anggarannya triliunan ya, triliunan itu memang dari bukan dana hibah tapi dana bergulir dari Bank Himbara ya," ujarnya.
"Jadi Bank Himbara otomatis pertama sosialisasikan ke masyarakat di desa masing-masing bahwa Koperasi Merah Putih itu modalnya adalah modal dari pinjaman lunak dari Bank Himbara bukan hibah," tegas Saeful.
Ia menekankan pentingnya edukasi ini kepada masyarakat, mengingat pengalaman masa lalu di mana koperasi yang menerima dana hibah justru berujung pada masalah hukum.
Lebih lanjut, Saeful Bachri juga menyoroti pentingnya profesionalisme pengurus Koperasi Merah Putih. Ia berharap Dinas Koperasi baik di tingkat Kabupaten maupun Provinsi dapat mengadakan pelatihan-pelatihan intensif untuk mempersiapkan pengurus dalam mengelola dana yang besar ini secara profesional.
"Yang kedua, struktur pengurus Merah Putih ini harus betul-betul profesional. Cara yang dilatih, siapa bertanggung jawab melatih ya Dinas Koperasi Kabupaten, Dinas Koperasi Provinsi harus mengadakan pelatihan-pelatihan buat siapa? Buat pengurus-pengurus yang akan nanti mengelola dana yang besar ini hingga profesional," ujarnya.
Meskipun demikian, sebagai anggota Dewan di Komisi 2, Saeful Bachri tetap optimis dengan potensi Koperasi Merah Putih. Ia melihat program ini sebagai upaya konkret yang langsung menyentuh masyarakat di tingkat bawah melalui permodalan.
"Saya optimis melihat bahwa ini program yang akan setara langsung turun di bawah. Dengan adanya permodalan ini, otomatis putaran uang akan semakin banyak di bawah," jelasnya.
Optimisme ini muncul di tengah keprihatinan Saeful terhadap kondisi ekonomi saat ini, di mana daya beli masyarakat menurun akibat lambatnya pencairan APBD baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.
"Karena selama ini daya beli kurang, daya ini karena putaran uang kurang di bawah. Kita harus intervensi dengan program-program khusus seperti Koperasi Merah Putih, supaya di bawah itu betul-betul uang banyak," tegasnya.
"Mau tidak mau laju ekonomi ini, karena apa? Lemah kita karena APBD kita, baik itu provinsi, kabupaten, telat dikucurkan. Sehingga di bawah itu uang enggak ada," sambungnya.
Saeful menjelaskan, kondisi ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, yang pada gilirannya menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Ia mencontohkan data pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang hanya naik 0,3% dari Januari hingga Juni 2025, jauh dari target 5%.