Rakerda DWP Sumbar 2025 Soroti Kasus Kekerasan Remaja, Peran Keluarga ASN Jadi Kunci

Rakerda DWP Sumbar--pemprovsumbar
SUMBAR,DISWAY.ID - Menjawab tantangan sosial yang semakin mendesak, khususnya terkait maraknya kasus kekerasan pada remaja, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Tahun 2025 dengan tema "Tingkatkan Semangat Kolaborasi dalam Mewujudkan Program Kerja Menuju Dharma Wanita Persatuan Sehat Berdaya" di Aula Kantor Gubernur, Selasa (23/09/2025).
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Sumbar, dr Herlin Sridiani, ini dihadiri oleh pimpinan dan perwakilan DWP dari berbagai kabupaten dan kota, diantaranya dari Kota Padang, Dharmasraya, Kepulauan Mentawai, Pasaman, Payakumbuh, dan Agam, serta seluruh Ketua DWP Unsur Pelaksana di lingkup provinsi.
Dalam sambutannya, Herlin memaparkan data yang sangat mengejutkan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di tingkat SLTA di Sumatera Barat, sebanyak 80 persen lebih siswa terdampak kekerasan.
"Hasilnya sangat mengejutkan kita, 80,2 persen anak-anak kita ini sudah terdampak kekerasan, baik itu kekerasan fisik, emosional, maupun kekerasan seksual. Dan mirisnya lagi, kekerasan itu paling besar terjadinya di lingkungan rumah tangga," ungkap Herlin prihatin.
Beliau menyerukan agar keluarga besar Aparatur Sipil Negara (ASN), melalui anggota DWP, dapat menjadi garda terdepan dan teladan dalam mencegah kekerasan.
"Minimal di keluarga kita sendiri, jangan ada terjadi kekerasan. Jika keluarga ASN sudah tidak ada lagi kekerasan, ini bisa menjadi model di tengah masyarakat dan akan sangat berdampak terhadap penurunan angka kekerasan di Sumatera Barat," tegasnya.
Sementara itu, Ketua DWP Provinsi Sumbar, Ny. Arymbi Arry, menekankan bahwa semangat kolaborasi adalah kunci untuk memaksimalkan pelaksanaan program kerja di tengah sumber daya yang terbatas. Beliau menjelaskan bahwa Rakerda yang diselenggarakan tiga tahun sekali ini tidak hanya akan membahas program untuk tahun 2026, tetapi juga menjadi landasan bagi program-program hingga Rakerda berikutnya, sejalan dengan Rencana Strategis 2025-2029.
"Rakerda ini menjadi sarana pembahasan program kerja, untuk mengoordinasikan serta mengintensifkan pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan organisasi yang telah ditetapkan. Program kerja DWP Sumbar akan mengacu pada hasil Musyawarah Nasional (Munas) Pusat tahun 2024," ujar Ny. Arymbi Arry.
Sebagai wujud sinergi dengan isu yang diangkat, Rakerda menghadirkan dua sesi materi mendalam yang dipandu oleh moderator Ny. Juwita Ahmad Zakri. Sesi pertama diisi oleh Dr. Noverika Windasari, Sp.F.M, seorang dokter forensik medikolegal, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dan anggota Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan universitas tersebut.
Dr. Winda memaparkan data bahwa dari semua jenis kekerasan yang menimpa anak-anak dalam lima tahun terakhir, kekerasan seksual selalu mendominasi. Kelompok usia yang paling rentan menjadi korban adalah remaja berusia 13-17 tahun.
Sesi kedua menghadirkan Nila Anggreiny, M.Psi., seorang Magister Psikologi dari Universitas Andalas, yang membahas tema "Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kekerasan pada Remaja". Sesi ini memberikan perspektif psikologis dan solusi praktis bagi para orang tua dalam membangun pola asuh yang positif untuk mencegah munculnya bibit-bibit kekerasan sejak dini di dalam keluarga.
Rangkaian Rakerda diakhiri dengan pemaparan rencana program kerja dari masing-masing bidang di DWP Provinsi Sumatera Barat. Program-program ini diharapkan dapat diadopsi dan diimplementasikan oleh DWP di tingkat kabupaten/kota, sehingga menciptakan gerakan yang serentak dan berdampak luas bagi kesejahteraan anggota dan masyarakat Sumatera Barat
Sumber: