SUMBAR.DISWAY.ID - Berdasarkan data dari sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebanyak 289 titik panas (hotspot) terdeteksi di wilayah Indonesia dalam 24 jam terakhir. Jumlah ini meningkat sebanyak 13 titik dibandingkan periode sebelumnya.
Data tersebut diperoleh melalui hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Sabtu (7/6/2025) pukul 11.42 WIB. Dari total titik panas yang terdeteksi:
5 titik memiliki tingkat kepercayaan tinggi (80–100),
279 titik berada pada tingkat kepercayaan sedang (30–79), dan
5 titik masuk dalam kategori rendah (0–29).
Tingkat kepercayaan hotspot ini menunjukkan besarnya kemungkinan bahwa titik tersebut mengindikasikan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Semakin tinggi skalanya, semakin besar peluang adanya karhutla nyata di lokasi tersebut.
Sumatera Barat Paling Banyak
Sumatera Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah titik panas terbanyak, yakni 49 titik. Menyusul di posisi kedua, Maluku Utara mencatat 36 titik panas, sedangkan Jawa Timur berada di urutan ketiga dengan 23 titik.
Beberapa wilayah lainnya juga menunjukkan peningkatan aktivitas titik panas:
Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Timur: masing-masing 20 titik
Sulawesi Tenggara: 19 titik
Kalimantan Selatan: 16 titik
Apa Itu Titik Panas?
Titik panas (hotspot) adalah lokasi dengan suhu permukaan lebih tinggi dari sekitarnya, berdasarkan pengamatan satelit. Meski tidak langsung menunjukkan jumlah kejadian kebakaran, keberadaan titik panas dalam jumlah besar dan dalam satu kawasan yang berdekatan bisa menjadi indikator kuat adanya kebakaran hutan dan lahan.
Teknologi penginderaan jauh melalui satelit tetap menjadi alat paling efektif untuk memantau potensi kebakaran dalam skala luas secara cepat dan real time.