Gubernur Mahyeldi Ungkap Rencana Infrastruktur Kritis Sumbar saat Bertemu Menteri PUPR

Gubernur Mahyeldi Ungkap Rencana Infrastruktur Kritis Sumbar saat Bertemu Menteri PUPR--@mahyeldisp
SUMBAR.DISWAY.ID - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menegaskan komitmen Pemprov Sumbar untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di hadapan Menteri PUPR. Dody Hanggodo dan Anggota DPR RI Andre Rosiade
Salah satu proyek pembangunan adalah Flyover Panorama I Sitinjau Lauik yang sudah lama dinanti masyarakat. Proyek ini termasuk dalam skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dengan Dukungan Ketersediaan Layanan (KPBU-AP).
Jalan eksisting sepanjang 2,2 km akan ditangani menjadi 2,789 km, yang membentang di Kelurahan Indarung dan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang. Total kebutuhan lahan mencapai sekitar 18,7 hektare dengan rincian 10,1 ha lahan masyarakat dan 8,59 ha kawasan hutan lindung.
Saat ini sudah ada penetapan lokasi (Penlok) melalui SK Gubernur Nomor 620-294-2024 yang ditandatangani sejak 5 April 2024. Dari 10 bidang tanah masyarakat yang dibutuhkan, lima sudah bersertifikat, dan sisanya sedang dalam proses pembebasan lahan.
“Kawasan ini rawan longsor dan sangat berbahaya bagi pengendara. Flyover Sitinjau Lauik ini bukan hanya soal kelancaran lalu lintas, tapi juga menyangkut nyawa,” ujar Mahyeldi dalam jamuan makan malam di Bandara Internasional Minangkabaru (BIM).
Mahyeldi, mengajukan serangkaian usulan proyek infrastruktur strategis yang dianggap mendesak untuk segera ditangani. Selain pembangunan flyover, sejumlah permasalahan infrastruktur yang berdampak langsung pada masyarakat menjadi perhatian utama, mencakup irigasi, pengendalian banjir, hingga pengamanan kawasan pesisir.
Beberapa poin yang disoroti antara lain:
Irigasi Bandar Sirukam di Kabupaten Solok
Sistem irigasi ini mengalami kerusakan parah. Penanganannya terkendala oleh persoalan tumpang tindih kewenangan antara pemerintah pusat dan provinsi, menyusul pemberlakuan Permen PUPR No. 14 Tahun 2015.
Sabo Dam di Lereng Gunung Marapi dan Singgalang (Agam-Tanah Datar)
Dari total 56 unit sabo dam yang direncanakan untuk mitigasi bencana, baru sembilan unit yang masuk tahap perencanaan. Padahal, Gunung Marapi masih aktif dan berisiko menimbulkan galodo atau banjir bandang.
Pengendalian Banjir di Sungai Batang Sumpur dan Batang Batahan (Pasaman dan Pasaman Barat)
Banjir dari kedua sungai ini telah merendam ratusan rumah, merusak infrastruktur seperti jembatan, bahkan memakan korban jiwa.
Pengamanan Pantai Air Haji di Pesisir Selatan
Sumber: