SUMBAR, DISWAY.ID– Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni mendorong setiap nagari untuk berperan aktif dalam memajukan pendidikan masyarakat. Ia meminta agar nagari membiayai minimal dua orang warganya yang berprestasi tetapi tidak memiliki biaya agar bisa melanjutkan kuliah.
Menurut Hendrajoni, potensi anak-anak pintar dari nagari harus mendapat dukungan penuh agar tidak terhenti hanya karena keterbatasan ekonomi keluarga.
“Minimal dua orang per nagari harus dibiayai kuliahnya oleh nagari. Jangan sampai anak-anak pintar kita berhenti hanya karena tidak mampu,” kata Hendrajoni di Painan, Senin 29 September 2025.
Untuk menindaklanjuti program tersebut, Bupati Pesisir Selatan menunjuk Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Pesisir Selatan Suhandri agar segera menyusun langkah teknis.
Program ini, kata Hendrajoni, merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah meningkatkan kualitas sumber daya manusia Pesisir Selatan.
Mekanisme pembiayaan akan diatur melalui peraturan bupati (perbup) sehingga memiliki payung hukum yang jelas.
“Sesuai dengan arahan bupati, minimal dua orang per nagari akan dibiayai kuliahnya. Bisa kuliah di Painan, Padang, atau bahkan di luar daerah. Nanti akan diatur dalam perbup dan dibuat kesepakatan bersama nagari,” jelasnya.
BACA JUGA:Google Genap 27 Tahun: Mengenal Pencipta, Sejarah, dan Perkembangannya
Ia menambahkan, koordinasi dengan seluruh nagari akan dilakukan agar teknis pembiayaan sesuai dengan kemampuan dana masing-masing melalui APB Nagari.
Dengan 182 nagari di Pesisir Selatan, jika setiap nagari membiayai dua mahasiswa, maka akan lahir 364 sarjana baru.
Sebelumnya, Pemkab Pesisir Selatan telah meluncurkan program Satu Kecamatan Satu Sarjana (SKSS).
Program SKSS merupakan kerja sama Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) daerah setempat.
Program ini bertujuan mencetak minimal satu sarjana dari setiap kecamatan, khususnya dari keluarga yang belum memiliki anggota keluarga bergelar sarjana.
Sebanyak 15 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ditetapkan sebagai penerima beasiswa setelah melalui seleksi ketat, mulai dari pemeriksaan administrasi, uji akademik, wawancara, hingga survei lapangan.