KWI 2025 Ditutup, Pemprov Sumbar Siap Tindaklanjuti Risalah Wakaf dan Pimpin Kebangkitan Wakaf Indonesia

KWI 2025 Ditutup, Pemprov Sumbar Siap Tindaklanjuti Risalah Wakaf dan Pimpin Kebangkitan Wakaf Indonesia

KWI 2025 Ditutup, Pemprov Sumbar Siap Tindaklanjuti Risalah Wakaf dan Pimpin Kebangkitan Wakaf Indonesia--sumbarprov.go.id

SUMBAR,DISWAY.ID - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) menegaskan komitmennya menjadikan Sumbar sebagai episentrum gerakan wakaf nasional saat penutupan Konferensi Wakaf Internasional (KWI) 2025 di Hotel Truntum Padang, Minggu (16/11/2025). Penutupan sekaligus forum hari kedua ini menjadi momentum penting setelah diskusi intensif bersama para tokoh wakaf dunia yang merumuskan arah baru penguatan ekosistem wakaf Indonesia.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi, menegaskan bahwa seluruh gagasan selama konferensi harus berujung pada kerja nyata yang memberikan manfaat langsung bagi umat. Ia menekankan bahwa wakaf bukan hanya tradisi filantropi, tetapi instrumen ekonomi umat yang harus dikelola secara profesional dan berkelanjutan.

“Dua hari ini kita telah mendengar paparan dan gagasan luar biasa terkait potensi besar wakaf dalam pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam suasana penuh harapan, Gubernur menyatakan komitmen Pemprov Sumbar untuk menindaklanjuti risalah konferensi menjadi langkah nyata di lapangan.

“Risalah wakaf yang disampaikan hari ini akan kami tindaklanjuti menjadi program nyata yang berdampak pada kesejahteraan umat. Ini bagian dari upaya menjadikan Sumbar sebagai episentrum wakaf nasional,” tegasnya.

Risalah KWI 2025: Tujuh Rekomendasi Penguatan Wakaf

Pada penutupan forum internasional ini, disepakati Risalah KWI 2025 yang berisi tujuh rekomendasi utama. Dimulai dari penguatan literasi wakaf, harmonisasi regulasi, inovasi, hingga mendorong Sumbar sebagai pusat gerakan kebangkitan wakaf nasional. Dokumen ini diserahkan langsung oleh tim perumus kepada Gubernur.

Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Tatang Astarudin, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya KWI 2025 dan menilai momentum ini sangat penting bagi masa depan perwakafan Indonesia.

“Konferensi ini menjadi momentum kebangkitan wakaf. Saya yakin wakaf bisa menjadi harapan untuk menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan,” ujarnya.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Modern Gontor sekaligus Rektor Universitas Darussalam Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi, menyoroti pentingnya sistem wakaf dalam keberlanjutan lembaga pendidikan Islam. Ia juga mengingatkan kembali akar sejarah Gontor yang berasal dari Sumbar.

“Kami tidak melupakan bahwa pendiri Gontor berasal dari Sumatera Barat. Kami berterima kasih dan kami berhutang budi kepada masyarakat Sumbar,” sebut Hamid.

Arah Baru Pengembangan Wakaf Sumbar

Konferensi hari kedua menghadirkan sesi “Best Practice Wakaf Dunia”, dilanjutkan keynote speech Gubernur Sumbar dalam agenda “Waqf and Investment Gathering & Sumbar Waqf Expose”. Pada sesi inilah arah besar pengembangan wakaf Sumbar ditegaskan.

Dengan berakhirnya KWI 2025, Sumbar tidak hanya membawa pulang rekomendasi, tetapi juga harapan, kepercayaan, dan mandat besar untuk sebuah langkah baru. Tantangan besar menanti, namun Sumbar telah memiliki arah yang jelas dan dukungan para pemangku kepentingan wakaf nasional maupun internasional.

Kini, Sumbar melangkah untuk mengambil peran sebagai episentrum wakaf nasional dan pusat gerakan yang diharapkan memberi manfaat nyata bagi umat di masa kini dan generasi mendatang.

Sumber: