Kloter 14 Terbang ke Tanah Suci, Plh Kakanwil Minta Jemaah Jaga Niat dan Petugas Mengayomi

422 jemaah langsung bertolak menuju bandara Internasional Minangkabau dan dilepas PPIH Embarkasi Padang menuju Jeddah. --kemenag.go.id
Pertama, sabar menghadapi kondisi tak terduga di Tanah Suci dengan kesabaran dan semata mengharap ridho Allah.
“Harus kita kita hadapi dengan bingkai kesabaran dan semata mengharapkan ridho Allah dan semangat beribadah,” katanya.
Kedua, kebersamaan memupuk dan meningkatkan rasa kebersamaan yang telah terbangun selama pembinaan manasik di Tanah Air.
Menurutnya ibadah haji tidak terlepas daripada ibadah sosial ibadah ijtimaiyah, ibadah berjamaah, jadi tidak elok mengedepankan sikap individualistis.
“Jadi tolong-menolong, sangat banyak saudara-saudara sesama jamaah haji yang butuh pertolongan dan sangat banyak pula orang-orang yang kuat yang rasanya secara fisik wawasan dan kemampuan bisa untuk membantu. Ibadah haji adalah ibadah sosial, tolong-menolong sangat dibutuhkan," tegas Abrar
Ketiga, Doa dan Tawakal. Tak bosan-bosan memohon kemudahan, kekuatan, dan kesabaran kepada Allah di setiap sujud dan doa.
“Ini yang kita harapkan dalam rangka menghadapi perjalanan haji yang tahun ini agak berbeda pola pengelolaannya oleh pihak kerajaan atau Saudi Arabia.”.tambah mantan Kakankemenag Pessel ini.
Keempat, gotong royong. Menjalin persaudaraan, kepedulian, dan saling membantu, terutama karena ibadah haji sangat mengandalkan aspek fisik dan sosial.
"Dimudahkan, dikuatkan dan kesabaran itu adalah tiga kata kunci," ungkap Abrar, meyakini jiwa gotong royong jamaah sudah terpupuk selama hampir satu tahun pembinaan manasik.
Dalam informasi yang diterima, diakui Abrar ketika jemaah mendarat di Jeddah jelang subuh, Abrar menuturkan jemaah diharapkan tetap dalam kondisi berihram walau pun saat beristirahat.
“Dalam informasi yang kita terima kalau jemaah ini sampai di Jeddah menjelang subuh, jemaah itu disarankan mereka tetap dalam kondisi berihram, boleh beristirahat memulihkan tenaga dan pada malam harinya selesai Isya, sebaiknya mereka melakukan umrah wajib.”terangnya.
“Sehingga Umrah wajib ditargetkan bisa tuntas pada malam hari setelah Isya. Mudah-mudahan satu malam itu tuntas. Terkecuali bagi jamaah perempuan yang mengalami haid, yang diminta tetap menjaga larangan ihram sambil menunggu kesucian.” harapnya lagi.
Dengan semangat kebersamaan dan mengayomi para petugas, Abrar berharap jemaah dapat menjalani rangkaian ibadah awal di Tanah Suci, terutama umrah wajib, dengan lancar sebelum menghadapi puncak ibadah haji yang semakin dekat.
Sumber: