Kloter 14 Terbang ke Tanah Suci, Plh Kakanwil Minta Jemaah Jaga Niat dan Petugas Mengayomi

Kloter 14 Terbang ke Tanah Suci, Plh Kakanwil Minta Jemaah Jaga Niat dan Petugas Mengayomi

422 jemaah langsung bertolak menuju bandara Internasional Minangkabau dan dilepas PPIH Embarkasi Padang menuju Jeddah. --kemenag.go.id

SUMBAR.DISWAY.ID - 422 jemaah langsung bertolak menuju bandara Internasional Minangkabau dan dilepas PPIH Embarkasi Padang menuju Jeddah. 

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang Abrar Munanda sekaligus sebagai Plh Kakanwil, mengingatkan seluruh jemaah haji Sumbar agar mematuhi ketentuan ihram sejak tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.

Abrar Munanda berharap seluruh jemaah dapat disiplin dan memahami aturan ihram agar ibadahnya sah, tertib, dan sesuai syariat. Ia juga menyarankan agar segera melaksanakan umrah wajib bagi jemaah yang telah tiba di Makkah. Dengan catatan umrah dilakukan setelah cukup beristirahat, dengan waktu yang telah dikoordinasikan oleh ketua kloter.

Imbauan serupa juga ditujukan untuk jemaah lansia, jemaah risiko tinggi, jemaah sakit, dan jemaah yang menggunakan kursi roda.Selain itu Kloter yang menjadi dua terakhir gelombang kedua ini pasti menghadapi tantangan karena adanya perubahan kebijakan dari pihak Kerajaan Saudi Arabia. 

Dikatakan Abrar beberapa jemaah terpisah dari kelompok regu dan bahkan pasangan akibat pengelolaan oleh lebih dari satu Syarikah (penyedia layanan) dari Pihak Arab Saudi.

Meskipun  415 jemaah embarkasi Padang ada yang dikelola oleh satu Syarikah, beberapa jemaah lainnya berada di bawah naungan Syarikah berbeda.

Kondisi ini menyebabkan beberapa jemaah terpisah. Termasuk seorang jemaah lansia yang terpisah dari regunya. Dua jemaah terpisah dari suaminya, serta seorang lainnya yang terpisah hanya dari regunya dan bergabung dengan dua ketua kloter lainnya. Seorang petugas paramedis juga terpaksa terpisah dari regunya. 

Menghadapi situasi ini, Abrar, selaku Plh Kakanwil sekaligus Koordinator PPIH Embarkasi Padang menyampaikan strategi jangka pendek yang difokuskan pada penyelesaian umrah wajib.

Ia meminta seluruh petugas, 4 petugas kloter, 2 PHD, dan 3 pembimbing ibadah/KBIHU) untuk proaktif mengayomi jemaah, terutama yang terpisah.

"Dalam jangka pendek ini, untuk mendukung maksimal dan tuntas umrah wajib, sebaiknya yang terpisah itu melekat dulu pada regu asal atau petugas," ujar Abrar.

Ia mengingatkan bahwa perbedaan Syarikah berpotensi membedakan akomodasi dan sektor tempat tinggal di Makkah, yang bisa merepotkan jamaah.

Ia berharap ketua regu dan rombongan dapat mengayomi sementara jamaah yang terpisah Syarikahnya. Solusi terbaik akan diupayakan.

Setelah tiba di Arab Saudi, ketua Kloter akan melaporkan jemaah yang terpisah kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, untuk diupayakan penggabungan kembali dengan induk kloter, regu, atau rombongan asal.

Terkait hal ini Abrar menekankan empat kunci utama bagi jemaah dan petugas dalam menghadapi dinamika perjalanan ibadah tahun ini yang  sedikit berbeda.

Sumber: