Anggota DPR Rico Alviano Minta Evaluasi Menyeluruh Usai Longsor Tambang Tewaskan 19 Orang

Anggota DPR, Rico Alviano--Instagram
SUMBAR.DISWAY.ID - Anggota Komisi XII DPR Rico Alviano menyoroti tragedi longsor tambang batuan di Gunung Kuda, Cirebon yang menewaskan 19 orang.
Rico Alviano meminta perbaikan tata kelola tambang bantuan atau galian C di seluruh Indonesia.
“Kami meminta perbaikan tata kelola aktivitas tambang batuan atau dulu yang dikenal dengan Galian C. Kami melihat saat ini masih banyak aktivitas tambang batuan yang dikelola tanpa mengindahkan ketentuan yang berlaku,” kata anggota Komisi XII DPR Rico Alviano, Senin (2/6/2025).
Rico menyebut aturan pertambangan batuan sudah jelas. Semuanya diatur dalam UU Nomor 2/2025 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Mulai dari izin, studi kelayakan, eksplorasi, hingga dampak lingkungan. Namun di lapangan aturan sering dilanggar.
“Kendati demikian dalam praktiknya ketentuan tersebut banyak dilanggar karena pengusaha ingin menekan faktor biaya atau keinginan untuk mendapatkan untuk besar tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang,” ujarnya.
Dalam kasus Gunung Kuda, kemiringan lereng mencapai 45 derajat. Aktivitas tambang juga tak menggunakan teknik terasering. Justru dilakukan pemotongan dari bawah (under cutting) yang rawan longsor.
“Kondisi ini menjadi rawan karena proses penambangan yang tidak menggunakan teknik terasiring tetapi metode pemotongan batu dari bawah (under cutting) yang memicu pergerakan tanah,” jelasnya.
Rico pun mengapresiasi langkah cepat Pemprov Jawa Barat. Gubernur Dedy Mulyani mencabut izin tiga operator tambang. Dua tersangka juga sudah ditetapkan oleh Polda Jabar.
“Langkah cepat Gubernur Jabar dan Kapolda Jabar layak diapresiasi karena ini menjadi peringatan bagi operator pertambangan batuan agar mereka tetap menjalankan operasi pertambangan sesuai SOP,” tegasnya.
Ia mendesak Kementerian ESDM segera turun tangan. Mulai dari pendataan tambang aktif hingga mengidentifikasi potensi kerawanan tiap lokasi.
“Kami berharap peristiwa longsornya tambang batuan Gunung Kuda ini tidak terulang kembali, karena pasti korbannya adalah masyarakat kecil,” pungkasnya.
Sumber: